Pembukaan Masjid MSH seperti Pembukaan Masjid Aya Shopia yang Ke Dua (part 3)
Pembukaan Masjid MSH seperti Pembukaan Masjid Aya Shopia yang Ke Dua (part 3)
Hari ini kita menjadi saksi daripada suatu moment yang masyaAllah, inilah yang menjadi sebuah pelajaran bahwa nilai atau makna itulah yang menentukan bagaimana tanggapan kita terhadap sesuatu, sebagaimana tayangan kaleidoskop Ma’had Syaraful Haramain dan mungkin bagi beberapa orang ada yang terharu, ada yang merasa biasa, tapi rata-rata orang tua yang pernah memasukkan anaknya ke pesantren pasti nangis. Begitulah ungkapan terdalam dari Ustadz Felix Siauw saat memberikan sambutan yang terkahir.
Ada satu nilai yang tidak ada selain daripada Islam, yaitu nilai keikhlasan. Jika seseorang melakukan sesuatu karena Allah SWT, pasti akan menangis dan merasa sedih. Itu perasaan yang wajar. Orang tua itu perasaannya tidak berdaya, merasa bahwa tidak bisa lagi memonitor anaknya dan mengajak diskusi anaknya, maka semuanya diserahkan kepada Allah SWT melalui staff pengajar, asatidz dan ustaadzaat. Perasaan yang tak berdaya itu disalurkan kepada Allah SWT, Ya Rabb tolong jaga anak-anak kami. Maka kemudian mereka meneteskan air mata karena ada perasaan ikhlas itu.
Persis seperti ketika kita menyaksikan masjid ini dibuka. Ada perasaan syahdu, ada perasaan khidmat. Ketika memotong pita itu yang saya doakan adalah “ya Allah semoga dengan terbukanya mihrab ini, terbuka pula langit surga-Mu, terbuka pula langit-Mu ya Allah untuk mendengarkan setiap jiwa-jiwa yang bermunajat di masjid ini. Karena ada nilai keikhlasan disitu, maka kita tidak berharap selain dari Allah.
Begitu bismillah mighrab ini dibuka, maka tempat ini harus dipenuhi hak-haknya. Begitupula dengan lantai-lantai ini harus dipenuhi hak-haknya. Haknya adalah ditempeli dengan kening-kening kita dalam bersujud. Karena lantai-lantai ini akan mengantarkan doa-doa kita. Ketika kita berbisik melalui tempat ini, berbisik ke tanah, maka yang mendengar adalah langitnya Allah SWT. Hak-hak kubanya adalah mengantarkan doa kita. Hak-hak langit-langit dan dinding-dindingnya adalah mendengarkan doa bacaan sholat, bacaan al-Qur’an, murojaah hafalan. Maka peristiwa ini mengingatkan saya pada pembukaan masjid Aya Shopia yang kedua sekitar oktober 2020 masa pandemi.
Ustadz Felix senantiasa berfikir sebelum masjid Aya Shopia dibuka kembali. Kasian sekali kubanya, ia menanti-nanti kapan saya bisa mengantarkan doa orang-orang. Lantai-lantainya menjerit, dan bagian-bagian yang lainnya menanti. Mulai dari lantai, dinding, tempat wudhu, dan langit-langitnya. Kenapa ini menjadi bagian dari penantian kita, tak lain hanya karena .ada nilai keikhlasan disitu.
Prinsipnya sama persis dengan amal jariyyah, kenapa bisa menjadi amal jariyyah. Karena disitu ada nilai keikhlasan. Saya dan tim yuk ngaji yang hadir disini merasa penting banget adanya Ma’had Syaraful Haramain ini, karena kita tidak tahu apa yang terjadi ke depan. Ke depan, yang terjadi berupa kebangkitan Islam itu sudah pasti.
Tapi, dunia seperti apa yang nantinya akan dihadapi itu belum diketahui. Berbicara tentang uang, jangankan uang halal, uang yang haram pun diperebutkan, bahkan bangga memakan uang haram, astaghfirullah. Yang harus dilakukan adalah memberikan persiapan-persiapan terbaik bagi generasi selanjutnya untuk menghadapi dunia ke depan yang mungkin masalah-masalahnya belum pernah ada. Berarti fasilitasnya harus yang terbaik, guru-gurunya harus terbaik, kurikulumnya terbaik, dan adabnya yang terbaik. Meskipun merasa ini sepertinya lebih berat daripada Ma’had yang lain.
Tantangan di masa depan adalah pasti akan memerlukan kita untuk memberikan amalan-amalan yang paling baik, amalan yang paling maksimal. Menyiram tanaman adalah amalan yang baik, namun apakah itu amalan maksimal yang dapat kita persembahkan kepada Allah SWT? Tentu tidak. Allah SWT menciptakan kita semua pasti Allah SWT memiliki rencana untuk kita. Allah SWT tak pernah bekerja sia-sia tanpa rencana alias kebetulan.
Masing-masing jiwa manusia pasti memiliki amalan terbaik. Jika kita memiliki potensi bernilai 10, namun hanya di manfaatkan hingga nilai 2 saja, maka Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban nilai 8 lainnya dihadapan Allah SWT.
Apa sih nilai persembahan terbaik dalam dakwah? Islam itu ditolong oleh 4 jenis orang. Pertama pedangnya para mujahid, dermawannya orang-orang kaya, tintanya para ulama, dan doanya orang-orang miskin. Kemudian apa yang bisa kita persiapkan sekarang untuk dipersembahkan adalah menjadi orang yang belajar sungguh-sungguh untuk menempati posisi memberikan amal terbaik di hadapan Allah SWT.
Hidup kita hanya tentang mempersembahkan yang terbaik untuk Islam. Coba dipikirkan bagaimana kita memaksimalkan hidup ini. Amal apa yang paling maksimal yang bisa dipersembahkan. Amalan yang spesial adalah amalan jariyyah. Maka untuk para wali santri, semoga dengan menyerahkan Ananda di Ma’had ini dengan ikhlas, kelak Ananda menjadi hafidz Qur’an, menjadi ulama dan menjadi amal jariyyah untuk kita semua. Aamiin allahumma aamiin. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa mempermudah amalan kita untuk memberikan amalan jariyyah terbaik. Doa-doa yang tiada hentinya dipanjatkan kepada Allah SWT menjadi ganti daripada kelelahan dan keletihan yang merasakan ketika melakukan kebaikan-kebaikan di Ma’had Syaraful Haramain.